Mahasiswa UB Teliti Daun Sambung Nyawa Untuk Kesehatan Ikan Gurame

    Mahasiswa UB Teliti Daun Sambung Nyawa Untuk Kesehatan Ikan Gurame

    KOTA MALANG - Lima Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) di bawah bimbingan R Adharyan Islamy, S.Pi., MP (FPIK) meneliti potensi penggunaan ekstrak daun sambung nyawa (Gynura procumbens) sebagai imunostimulan untuk menjaga kesehatan ikan gurame terutama dalam mencegah dampak negatif adanya infeksi bakteri, Jum'at (9/9/2022).

    Penelitian tersebut dilatarbelakangi atas kematian induk ikan gurame dengan tingkat mortalitas 90%.

    Kematian massal ikan gurame di beberapa daerah di Indonesia (Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali) disebabkan oleh serangan Aeromonas hydrophila. Penyakit ini biasa diatasi dengan pemberian antibiotik. Padahal pemberian antibiotik terus menerus dapat menyebabkan bakteri patogen menjadi resisten, dan dapat menyebabkan residu obat obat di dalam tubuh dan lingkungan perairan yang akhirnya akan membahayakan konsumen.

    Untuk itu perlu adanya solusi alternatif yang lebih aman dengan memanfaatkan tanaman herbal. Salah satu tanaman herbal dengan kandungan senyawa antibakteri yaitu daun sambung nyawa (G. procumbens) yang mengandung flavonoid tinggi dan senyawa metabolit sekunder menjadi potensi fitofarmaka dalam pencegahan penyakit Aeromonas hydrophila pada ikan gurame.

    Kandungan Flafonoidnya pada daun sambung nyawa yang sudah dikeringkan dimanfaatkan dengan cara melakukan ekstraksi frezeedrying.

    Hasil yang di dapatkan dari proses freezedrying ini yang nantinya akan digunakan sebagai imunostimulan.

    Beberapa pengujian yang dilakukan adalah Uji Fitokimia dari hasil ekstraksi daun sambung nyawa dengan etanol, Kemudian Uji Toksisitas ekstraksi freezedry daun sambung nyawa, yang selanjutnya dilakukan Uji Tantang antara ikan gurame yang sudah terpapar Aeromonas hydrophila dengan imonostimulan dari ektrask freezedry daun sambung nyawa.

    Dengan adanya penelitian ini berharap mampu memberikan informasi terkait efektivitas ekstrak daun sambung nyawa (G. procumbens) sebagai imunostimulan pada ikan gurame terhadap serangan Aeromonas hydrophila. Dan dapat menjadi bahan rekomendasi dalam penyusunan regulasi pemerintah terhadap pengurangan bahan kimia di bidang budidaya perikanan.

    Tim yang diketuai oleh Rizky Ari Saputra Jimmy Asri (Akuakultur (Kampus Kota Kediri)), Raehan Kamaludin Sigit (Sosial Ekonomi Perikanan (Kampus Kota Kediri)), Abdul Kafi (Peternakan (Kampus Kota Kediri)), Faid l Riyadl Cahyo Muhammad (Biologi ), Muhammad Fadly Haksara (Ilmu Kelautan), dengan bimbingan R Adharyan Islamy, S.Pi., MP Dosen FPIK, berhasil diperoleh dari pendanaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI dengan mengusung karya berjudul “Efektivitas Ekstrak Freezedry Daun Sambung Nyawa (G. procumbens) sebagai Imonostimulan Ikan Gurame Terhadap Infeksi Aeromonas hydrophila”. (*/Humas UB).

    kota malang
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Pengenalan Kehidupan Kampus Maba Vokasi

    Artikel Berikutnya

    Mahasiswa FKH Sosialisasi dan Edukasi Siswa...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan
    Hendri Kampai: Buat Mobil Listrik Itu Jauh Lebih Mudah, Indonesia Pasti Bisa!
    Hendri Kampai: Koloni Ekonomi di Tanah Merdeka, Penjajahan Gaya Baru yang Menghisap Bangsa

    Ikuti Kami