Sekolah Susah Bayar SPP, Kuliah Dibantu Bidik Misi

    Sekolah Susah Bayar SPP, Kuliah Dibantu Bidik Misi

    KOTA MALANG - Juve Henson, wisudawan periode XIV Tahun Akademik 2022/2023, Minggu (25/6/2023), merupakan salah satu mahasiswa penerima Bidik Misi. Dibiayai beasiswa tersebut, wisudawan jurusan Sastra Jepang angkatan 2019 ini bisa lulus dengan predikat cumlaude di IPK 3, 94 dan lama studi 3 tahun 4 bulan.

    “Kalau tidak ada Bidik Misi sepertinya tidak bisa kuliah, tidak akan nutup untuk kebutuhan” ungkapnya.

    Ia mengisahkan, saat masih sekolah di SMKN 3 Boyolangu pun ia banyak menunggak uang spp. Bahkan ketika mengambil ijazah, ia sebenarnya masih memiliki tunggakan.

    “Kalau SMK 3 tahun itu mungkin saya hanya bayar spp sekali atau dua kali. Waktu mengambil ijazah kemarin diselesaikan dengan kekeluargaan karena untuk keperluan yudisium di UB, ” tuturnya.

    Selama kuliah, setiap bulan ia mendapat biaya hidup 700 ribu rupiah setiap bulan. Sebanyak 500 ribu rupiah digunakan untuk keperluan tempat tinggal dan sisanya kebutuhan sehari-hari.

    Ia bahkan mengatakan selama kuliah penampilannya lebih mirip “gelandangan” karena ia yang kurang memperhatikan perawatan dirinya dan juga faktor ekonomi. Tapi dosen maupun teman kuliah nya tetap bisa menerima kondisinya yang membuat anak sulung dari tiga bersaudara ini semangat kuliah di Fakultas Ilmu Budaya.

    “Yang buat saya appreciate banget dengan FIB UB ini, dosen-dosen nya semua melihat saya yang seperti ini berusaha menerima saya sebisa mungkin. Karena itu saya bisa enjoy kuliah disana, ” ungkapnya.

    Selain beasiswa, ia terbantu ketika menjadi asisten dosen untuk praktikum selama 3 semester. Rinciannya selama online, ia dua semester dan saat offline satu semester menjadi asisten untuk mata kuliah Praktikum Moji-Goi (Huruf Kanji).

    Sama sebagaimana saat masih menjadi siswa SMK, ketika kuliah pun ia tidak bisa berharap orang tua akan membantu kehidupannya di Malang. “ Ibu saya penjaga toko komputer sementara ayah serabutan, ” ungkapnya.

    Selama di kampus ia termasuk mahasiswa yang hanya fokus kuliah lalu pulang ke kos atau dikenal dengan istilah kupu-kupu (kuliah-pulang, kuliah - pulang). Ketekunannya di akademik ternyata tidak sia-sia, ia berhasil mendapatkan pekerjaan sebelum wisuda.

    Sudah lima bulan lamanya ia bekerja di PT Minori yang berlokasi di Cikarang, berbekal SKL (Surat Keterangan Lulus) pasca yudisium. Perusahaan ini bergerak di bidang human development untuk tenaga kerja yang akan magang ke Jepang. Ia bekerja sebagai pengajar Bahasa Jepang. (sitirahma) 

    kota malang
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Komisi B UIN Malang: Tingkatkan Publikasi...

    Artikel Berikutnya

    FKH UB Lepas Petugas Pemeriksa Kesehatan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa
    Hendri Kampai: Pemimpin Inlander Selalu Bergantung pada Asing
    Bakti Sosial dan Anjangsana Dalam Rangka HUT ke-61 Korem 083/Bdj

    Ikuti Kami