Pengalaman Adaptasi Da'i di Universitas Brawijaya

    Pengalaman Adaptasi Da'i di Universitas Brawijaya

    KOTA MALANG - “Bagi saya, UB itu bagai kampus idaman. Akademiknya oke, mahasiswanya yang terkenal juara di berbagai lomba, lingkungannya nyaman, dan memiliki pesona tersendiri dibanding kampus lainnya. Begitu program PMM dibuka, saya tanpa pikir panjang langsung ambil di UB”, ujar Muhammad Da'i Kuncoro.

    Da'i is salah satu peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka, kelompok inbound di Universitas Brawijaya. Ia berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara. Selama satu semester, Da'i mengikuti perkuliahan di Fakultas Ilmu Komputer dan Fakultas Ilmu Budaya. “Di FILKOM saya memilih mata kuliah sistem informasi, karena persyaratan itu mengharuskan semua orang harus memahami teknologi”, jelasnya, Selasa (27/9/2022).

    Sedangkan di FIB, Da'I memilih mata kuliah pendidikan Bahasa Indonesia, Kewirausahaan dan Seni Rupa. “Saat ini saya sedang menyusun tugas akhir, dan ada mata kuliah yang bisa dibimbing secara bersamaan”, tambahnya.

    Menurut Da'i, sistematika pembelajaran di setiap kampus tidak ada perbedaan, namun ada beberapa poin yang membuat UB tampak menarik baginya. “Poin plusnya, para dosen di UB selalu tampak bersemangat, energi, bersemangat terhadap bidang yang di pembelajaran, bukan hanya menawarkan materi lalu menuntut mahasiswa dengan sendirinya”, jelasnya.

    Da'i merasa perlu cukup waktu untuk dapat beradaptaai di Kota Malang ini. “Jujur saya kedinginan. Medan adalah kota panas, dekat pantai, dan kepadatan penduduknya lumayan meresahkan. Tiga hari pertama saya merasa tidak fit, dan hanya bisa istirahat di kamar. Hanya sambal di Malang tidak sepedas yang biasa saya nikmati, tapi kulinernya enak”, ujar mahasiswa keturunan Jawa ini.

    Selayaknya peserta PMM, yang dinanti adalah Modul Nusantara setiap akhir pekan. Materi yang diberikan berisi refleksi, kebhinnekaan, inspirasi, dan kegiatan sosial. “Sejauh ini Modnul Nusantara menjadi ajang jalan-jalan dan pendekatan terbaik ke UB, Kota Malang, dan sekitarnya. Kita diajak ke Candi Songgoriti, Museum Ganesha, Kafe Sawah, dan tempat-tempat ikonik lain yang tentunya penuh dengan inspirasi di samping materi perkuliahan seperti biasa”, ujarnya.

    Penyambutan mahasiswa PMM inbound di Gedung Widyaloka, merupakan pengalaman paling berkesan bagi Da'i. “Suasananya benar-benar luar biasa karena dari Sabang sampai Merauke berkumpul di satu tempat, diajak beramah tamah bersama Rektor, diberi pengarahan, nasihat, kitajangan, hal-hal baik yang bisa kita ikuti selama mengikuti program ini”, pungkasnya. (Nisa/VQ)

    kota malang
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Dekan FPIK UB Forum Pimpin Pimpinan Perguruan...

    Artikel Berikutnya

    Fokus dan Teliti Jadi Sumber Pengembangan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Lulus S3 1,5 Tahun: Siapa Bilang Pendidikan Harus Lambat?
    Hendri Kampai: Kelulusan Bahlil adalah Inspirasi Suatu Pencapaian
    Hendri Kampai: Indonesia Dikuasai Oligarki, Jangan Sampai Rakyat Merasa Dijajah 'Kumpeni' Zaman Now
    Hendri Kampai: Kekuasaan, Kesempatan untuk Berbuat Baik atau Kezaliman yang Menghancurkan
    Hendri Kampai: Menjaga  Euforia Harapan

    Ikuti Kami