KOTA MALANG, – Keren, Taekwondo Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang meraih tujuh medali dari Kejuaraan UM CUP V 2022 yang diselenggarakan di GOR Gajahmada, Kota Batu, Sabtu-Minggu (8-9/10/2022) lalu. UKM Taekwondo ITN Malang menurunkan tujuh atlet pada kelas kyorugi dan membawa pulang tujuh medali, yakni empat emas, dan tiga perak.
Medali emas diraih oleh Bernika Natasya Ifada (Teknik Geodesi S-1) kelas kyorugi U73, Reva Nabila Putri (Teknik Lingkungan S-1) kelas kyorugi U62, Rocky Abraham Yunior Tuka (Arsitektur S-1) kelas kyorugi U54, dan Lucas Shalom Wirawan (Teknik Informatika S-1) kelas kyorugi U63. Sementara medali perak dicapai oleh Noor Rosyita Dewi (Teknik Informatika S-1) kelas kyorugi U57, Akbar Nursya’banni (Teknik Informatika S-1) kelas kyorugi U63, dan Muhammad Ilham Romadhon (Teknik Elektro S-1) kelas kyorugi U68.
Kompetisi UM CUP V 2022 merupakan kompetisi ke empat kalinya bagi UKM Taekwondo ITN Malang sepanjang tahun 2022. Berturut-turut dari awal tahun UKM Taekwondo mengikuti Kejuaraan Papua Open 2022 Virtual Nasional Taekwondo Championship, Kejuaraan Nasional Taekwondo Indonesia Challenge 2022, Kejurprov Taekwondo Antar Pelajar se-Jawa Timur 2022 bulan September lalu, dan sekarang Kompetisi UM CUP V 2022.
Bernika Natasya Ifada mengaku mengikuti kompetisi UM CUP untuk kedua kalinya. Tasya panggilan akrab Bernika Natasya Ifada awal mengikuti kompetisi UM Cup di tahun 2018 saat ia masih menjadi mahasiswa baru. Kompetisi dua tahunan ini semestinya digelar tahun 2020, namun akibat pandemi covid-19 UM CUP V baru diadakan kembali di tahun 2022.
“UM CUP IV (2018) saya turun di kelas poomsae tunggal putri senior pemula, dan mendapat medali emas. Sekarang mencoba kelas kyorugi U73 alhamdulillah mendapat medali emas juga, ” ujar Tasya saat ditemui di Ruang Humas ITN Malang, Selasa (18/10/2022).
Poomsae merupakan kombinasi jurus dasar serangan dalam taekwondo. Meliputi pukulan, tendangan, tangkisan, dan gerakan kuda-kuda. Sementara kyorugi (pertarungan) mengaplikasikan teknik gerakan poomse (gerakan dasar), di mana dua orang bertarung saling mempraktikkan teknik serangan dan teknik pertahanan kaki.
“Kalau poomsae seni, sedang kyorugi adalah fighting. Selepas pandemi saya sering mengikuti kejuaraan yang fighting. Rasanya lebih seru dan menantang, ” imbuhnya.
UKM Taekwondo ITN Malang dulang 7 medali di UM CUP V 2022. (Foto: Istimewa).
Menariknya, pada final UM CUP V 2022 Tasya dipertemukan kembali dengan lawan finalnya di Kejurprov Taekwondo Antar Pelajar se-Jawa Timur 2022 di Gresik pada bulan lalu. Tasya tidak menyangka di final UM CUP V ia harus melawan rivalnya atlet Taekwondo Universitas Brawijaya (UB).
Baca juga:
Mahasiswa FK Borong Juara III RMO
|
“Bertemu lagi dengan lawan final saat di kejurprov di Gresik kemarin. Kaget juga sih, tidak menyangka. Dia gerakannya ada kemajuan, dan lebih bagus dari saat main di kejurprov kemarin. Di UM CUP selisih poin dengan saya 24-30 poin, ” ungkap mahasiswa asal Jember ini.
Untuk itu Tasya perlu kerja keras membawa pulang medali emas. Pasalnya pada saat jeda istirahat poinnya sama dengan perolehan poin lawan. Untungnya Tasya diingatkan oleh sabeum/instruktur untuk mengubah taktik tendangan. “Saya diberi instruksi oleh pelatih agar meng-counter lawan dengan tendangan dwi chagi. Poin tendangan ini besar 3-4 poin. Kalau hanya menendang ke depan hanya dapat 2 poin. Tapi kalau tendangan memutar bisa 4-5 poin, ” jelasnya.
Dwi chagi merupakan tendangan ke arah belakang, dengan memutar badan kearah belakang, lalu mengangkat lutut kemudian menyentakkan kaki ke arah lawan. Sasaran ke arah perut ataupun ke arah kepala. “Selesai kompetisi tentunya kami ada evaluasi-evaluasi. Salah satunya harus meningkatkan latihan rutin tiap minggu dengan latihan fisik dan teknik. Kami juga akan latihan bersama dengan UKM Taekwondo UB dan UIN, ” tandasnya.
UM CUP V juga diikuti oleh atlet baru taekwondo ITN Malang. salah satunya adalah Muhammad Ilham Romadhon. Ilham akrab disapa baru beberapa bulan bergabung dengan UKM Taekwondo ITN Malang. Ilham di UM CUP V turun di kelas kyorugi U68 dengan tiga kali bertanding.
“Sebenarnya saya tertarik taekwondo sejak semester satu. Tapi benar-benar baru bisa bergabung mulai semester kemarin atas dorongan teman-teman, ” ujarnya.
Pengalamannya mengikuti turnamen bola basket membuat dia percaya diri mengikuti kompetisi taekwondo. Kendala saat kompetisi adalah lelah fisik. Menurut Ilha, ini karena ia kurang intens berlatih.
“Kemarin menjelang kompetisi sedang sibuk-sibuknya kegiatan himpunan elektro. Jadi agak kurang berlatih. Makanya di final selisih 8 poin dari lawan, poinnya 47-39. Kedepan harus banyak latihan lagi, baik fisik maupun teknik, ” tandas mahasiswa semester lima ini. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)